Rabu, 12 Agustus 2015

TUGAS 2


 1. Vitamin B3   Niacin (Niasin)
 

Niasin terdiri dari dua struktur: asam nikotinat dan nikotinamida. Ada dua bentuk koenzim dari niasin: nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP). Keduanya memainkan peran penting dalam reaksi transfer energi dalam metabolisme glukosa, lemak dan alkohol. [3]
NAD membawa hidrogen dan elektron mereka selama reaksi metabolik, termasuk jalur dari siklus asam sitrat menuju rantai transport elektron. NADP adalah koenzim di dalam lipid dan sintesis asam nukleat. [4]

2. Vitamin B5 (  Pantothenic acid (Asam pantotenat) )
Asam pantotenat terlibat di dalam oksidasi asam lemak dan karbohidrat. Koenzim A, yang dapat disintesis dari asam pantotenat, terlibat dalam sintesis asam amino, asam lemak, keton, kolesterol, [5] fosfolipid, hormon steroid, neurotransmiter (seperti asetilkolin), dan antibodi.  [6]

3. Vitamin B7 (Biotin)
Biotin memainkan peran kunci di dalam metabolisme lipid, protein dan karbohidrat. Biotin adalah koenzim penting dari empat karboksilase : asetil KoA karboksilase (terlibat dalam sintesis asam lemak dari asetat); propionil KoA karboksilase (terlibat dalam glukoneogenesis), β-methylcrotonyl KoA karboksilase (terlibat dalam metabolisme leucin/leusin), dan piruvat KoA karboksilase (terlibat dalam metabolisme energi, asam amino dan kolesterol). [9]

4. Asam Laktat





Asam laktat (Nama IUPAC: asam 2-hidroksipropanoat (CH3-CHOH-COOH), dikenal juga sebagai asam susu) adalah senyawa kimia penting dalam beberapa proses biokimia. Seorang ahli kimia Swedia, Carl Wilhelm Scheele, pertama kali mengisolasinya pada tahun 1780. Secara struktur, ia adalah asam karboksilat dengan satu gugus [hidroksil] yang menempel pada gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam alkohol dan bersifat menyerap air (higroskopik).
Asam ini memiliki simetri cermin (kiralitas), dengan dua isomer: asam L-(+)-laktat atau asam (S)-laktat dan, cerminannya, iasam D-(-)-laktat atau asam (R)-laktat. Hanya isomer yang pertama (S) aktif secara biologi.

5. Asam Oleat

Asam oleat atau asam Z-Δ9-oktadekenoat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak dikandung dalam minyak zaitun. Selain minyak zaitun juga terdapat pada limbah industri sawit, yaitu lumpur sawit [1] Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam minyak zaitun (55-80%), asam lemak ini juga terkandung dalam minyak bunga matahari kultivar tertentu, minyak raps, serta minyak biji anggur.
Rumus kimia: CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH.
Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik leburnya 15.3 °C dan titik didihnya 360 °C.
Asam oleat memberikan minyak zaitun karakteristik yang unik dan dalam bidang kuliner minyak zaitun menempati posisi "terhormat" di antara minyak-minyak masak yang lain.
Asupan asam oleat berlebih dapat menimbulkan steatosis,[2] sejenis radang pada hati.

6. Asam Palmitat
Salah satu asam lemak yang paling mudah diperoleh adalah asam palmitat atau asam heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan dari famili Palmaceae, seperti kelapa (Cocos nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan sumber utama asam lemak ini. Minyak kelapa bahkan mengandung hampir semuanya palmitat (92%). Minyak sawit mengandung sekitar 50% palmitat. Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini (dari mentega, keju, susu, dan juga daging).

7. Asam Stearat
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Kata stearat berasal dari bahasa Yunani stear, yang berarti "lemak padat" (Ing. tallow). Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati.

8. Asam Asetil Salisilat


Asetosal (asam asetilsalisilat ) atau yang umumnya di kenal Aspirin adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini dengan merek obat “Aspirin”
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik).  Asetosal juga mempunyai efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk penderita penyakit jantung koroner dan stroke. - See more at: http://keduniasehat.blogspot.com/2014/04/acetosal-adalah-asam-asetilsalisilat.html#sthash.uJNSdmxk.dpuf

Asetosal (asam asetilsalisilat ) atau yang umumnya di kenal Aspirin adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini dengan merek obat “Aspirin”
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik).  Asetosal juga mempunyai efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk penderita penyakit jantung koroner dan stroke. - See more at: http://keduniasehat.blogspot.com/2014/04/acetosal-adalah-asam-asetilsalisilat.html#sthash.uJNSdmxk.dpuf
Asetosal (asam asetilsalisilat ) atau yang umumnya di kenal Aspirin adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini dengan merek obat “Aspirin”
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik).  Asetosal juga mempunyai efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk penderita penyakit jantung koroner dan stroke. - See more at: http://keduniasehat.blogspot.com/2014/04/acetosal-adalah-asam-asetilsalisilat.html#sthash.uJNSdmxk.dpuf
Asetosal (asam asetil salisilat) dikenal dengan nama dagang Aspirin, merupakan obat pereda nyeri golongan 'anti radang non steroid' (AINS), sering digunakan untuk mengatasi nyeri reumatik, pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik).  Asetosal juga mempunyai efek mengurangi daya beku darah, sehingga dalam dosis rendah sering digunakan untuk penderita PENYAKIT JANTUNG KORONER dan STROKE.
Sebagai OBAT SAKIT KEPALA, asetosal tersedia dalam sedian tunggal (tablet aspirin), juga sediaan kombinasi (mengandung asetosal dan asetaminofen). Kombinasi dengan asetaminofen meningkatkan daya analgesik (meredakan nyeri).

9. Asam Glutamat


Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama dengan asam aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya yang rendah, yang menandakan ia sangat mudah menangkap elektron (bersifat asam menurut Lewis).
Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia sehingga tidak tergolong esensial. Saat pertama kali diketemukan pada tahun 1970, asam glutamat dan beberapa asam amino lainnya dianggap sebagai neurotoksin, ketika senyawa diberikan sebagai asupan melalui mulut kepada model hewan yang belum dewasa. Degenerasi neuron akut ditemukan pada area yang tidak terlindungi oleh sawar darah otak, terutama pada area nukleus arsuat pada hipotalamus.[1]
Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada di lidah manusia. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap. Garam turunan dari asam glutamat, yang dikenal sebagai mononatrium glutamat ( dikenal juga sebagai monosodium glutamat, MSG, vetsin atau micin), sangat dikenal dalam dunia boga Indonesia maupun Asia Timur lainnya sebagai penyedap masakan.

10. Omega 3
 EPA (Eicosapentaenoic Acid), omega-3
Terdapat di ikan, cod liver oil, salmon (bukan ternakan), sardines, dan ikan lain-lainnya, asi, hati, otak.
Berikut ini struktur dari Eicosapentaenoic Acid :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar